AL-ZAHROTUN

Pusat Pengembangan Peradaban Islam Madani adalah sebuah gagasan yang ingin mempersiapkan generasi (dari semua kalangan) penerus Islam agar menjadi umat manusia yang mampu membentuk sendi-sendi kehidupan Islami yang nash-nash syara. Cara yang paling strategis ditempuh adalah dengan pembangunan lanskap kehidupan Islami yang ditata secara komprehensif dan madani sebagaimana yang diteladani Muhammad SAW ketika mendirikan dan memfungsikan Masjid Nabawi.

ZAHROTUN (yakni: sekuntum bunga) merupakan lanskap yang akan membentuk sikap dan perilaku umat Muslim menjadi kaum yang madani karena selalu menjunjung tinggi Al-Qur'an dan Hadis. Sebagai sebuah cita-cita, ZAHROTUN berkeinginan: merevitalisasi (mengoptimalkan) fungsi masjid sebagai pusat peradaban Islam madani.

Dari refleksi arti sekuntum bunga, ZAHROTUN mengkiaskan bahwa upaya mengembangkan peradaban Islam madani bagai karsa yang tidak berkesudahan. Perjuangan tersebut tercermin dari keharuman zahroh yang dinikmati oleh mahluk lain, namun tak ada satu mahluk pun yang peduli ketika ia menjadi layu, jatuh dan berguguran bahkan sampai kemudian ada zahroh lain yang menggantikannya.

Ketika mekar, zahroh juga memperlihatkan keindahan yang luar biasa. Kelopaknya bak konsep tata ruang bagi fungsi (dan kegiatan) masjid yang diprakarsai Muhammad SAW serta diikuti tokoh-tokoh lainnya sepanjang perjalan sejarah Islam. Denga demikian, Pusat Pengembangan Peradaban Islam Madani berkeinginan untuk memfokuskan fungsi sarana ibadah sebagai fungsi yang utama. Fungsi berikutnya dengan mengembangkan pendidikan Islam yang kemudian diikuti fungsi untuk memajukan perekonomian Islam.

Jika ketiga fungsi itu diintegrasikan ke dalam lanskap ZAHROTUN, generasi penerus Islam yang madani pasti dapat tumbuh subur untuk mengisi kehidupan di masa yang akan datang. Di dalam lanskap inilah para penerus Islam dapat ditempa baik dari sisi ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya, serta dicetak kemandiriannya dalam berbagai aktivitas ekonomi. Selanjutnya generasi muda Islam akan tumbuh bermunculan sebagai generasi penerus yang madani termasuk dalam melakukan kegiatan ekonomi syariah (yang tentunya akan selaras dengan akidah Islam).

Dalam memfokuskan fungsi sarana ibadah, ZAHROTUN perlu membangun mesjid megah yang dapat merefleksikan rasa kekaguman terhadap kebesaran Allah SWT. Masjid yang memiliki komposisi kubah raksasa (dome) bertingkat, dirancang agar dapat membuka (dan menutup) bak zahroh yang sedang mekar. Proses pemekaran dome tersebut ditujukan selain untuk memberikan rasa keagungan terhadap Ar-Razzaaq (Yang Memiliki Mutlak Sifat Pemberi Rejeki) juga untuk meningkatkan rasa kekhusukan dan kesahduan jamaah yang merasa langsung berinteraksi dengan Al-Fattaah (Yang Memiliki Mutlak Sifat Pembuka Rahmat).

Strategi lain dalam me-refungsi sarana ibadah adalah dengan mendirikan Pusat Informasi Sejarah & Kebudayaan Islam yang menjadi museum dan perpustakaan Islam terbesar. Melalui PISKI, seluruh umat (dan generasi penerus) Islam dapat memahami kembali tentang sejarah, peradaban dan kebudayaan Islam secara lengkap, benar dan mendetail. Kisahnya bisa digambarkan mulai dari proses pembentukan bumi dan umat manusia, kisah penurunan agama hingga syiar Islam sampai menyebar ke seluruh pelosok bumi dan bahkan sampai peristiwa-peristiwa terkini yang tengah melanda (dihadapi) Islam.

Melalui PISKI pula, kelak pertumbuhan ilmu pengetahuan akan berkembang pesat. Selain sebagai pusat literatur ilmu pengetahuan Islam, PISKI juga akan mendorong pembakuan beragam ilmu pengetahuan lainnya sampai diterima (dibaca) masyarakat. Melalui PISKI juga akan diperkaya berbagai kajian masalah sosial, budaya, politik, teknologi maupun ekonomi terkini agar dapat diselaraskan dengan pandangan akidah Islam. Hasil-hasil kajian, diskusi, analisis maupun penelitian tersebut kemudian didiseminasikan secara luas kepada khalayak umum.

Dalam mengembangkan pendidikan Islam, ZAHROTUN perlu mengembangkan konsep link & match antara ilmu agama dan ilmu dunia. Sebenarnya tidak ada dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu dunia, karena ilmu dunia adalah turunan dari ilmu agama. Sebagaimana diketahui, semua ilmu apapun yang ada di dunia sepanjang dapat memberikan kebaikan, kemuliaan dan kemaslahatan bagi umat manusia pasti selalu bersumber dari Al-'Aliim (Yang Memiliki Mutlak Sifat Mengetahui atau Memiliki Ilmu).

Di dalam pendidikan Islam, kegiatan pembelajaran dibangun melalui sistem yang ditata di atas fondasi keimanan dan kesalehan. Sistem tersebut terkait langsung dengan Al-Qaabiidh (Yang Memiliki Mutlak Sifat Yang Menyempitkan Atas Makhluk-Nya). Karena itu, format pendidikan harus ditujukan dengan sengaja ke arah perkembangan siswa (santri) agar sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam akan diarahkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat melalui ilmu dan amal ibadah.

Karena pendidikan Islam diarahkan untuk membawa insan manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, ZAHROTUN akan menjunjung tinggi nilai-nilai fundamental para siswa (santri). Mereka akan diberikan pemahaman nilai-nilai Islam tentang manusia, hakekat dan sifat-sifatnya, misi dan tujuan hidupnya di dunia dan akherat kelak, serta hak dan kewajiban sebagai individu dan anggota masyarakat. Dengan fokus tersebut, tujuan melahirkan generasi muda penerus Islam yang mulia dapat dihasilkan melalui sistem pendidikan, baik pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi maupun pendidikan non-formal.

Dalam memajukan perekonomian Islam, ZAHROTUN akan menciptakan sistem ekonomi yang dijiwai oleh konsep-konsep ajaran Tauhid. Konsep ekonomi tersebut akan dibuktikan dapat melaju dan beradaptasi di jalur ekonomi global, dengan tetap menghindari praktek-praktek bisnis non-Islami. Bahkan dunia akan dibuktikan bahwa sistem ekonomi global justru akan membaik jika negara-negara dunia mampu mempraktekkan azas-azas dan sistem ekonomi syariah secara sempurna.

ZAHROTUN akan mengembangkan sistem ekonomi Islam yang dibangun atas dasar kaidah ushul fiqh mu'amalah (berkewajiban melakukan segala sesuatu yang tidak dilarang oleh Al-Qur'an dan Hadis), sehingga berkarakter:
  1. Menghindari transaksi yang mengandung riba (bunga), maisir (judi) dan gharar (spekulasi);
  2. Menghindari peningkatan kesejahteraan dengan praktek-praktek yang bathil atau merugikan orang lain;
  3. Memprioritaskan aspek keadilan ketimbang efisiensi;
  4. Tidak melakukan investasi dan transaksi pada produk barang jasa yang dilarang;
  5. Berupaya mewujudkan kesejahteraan sosial yang didukung oleh zakat dan amal saleh lainnya.
Akhirnya proses link & match di bidang pendidikan akan diwujudkan melalui proses magang yang dilakukan para siswa (santri) ZAHROTUN di seluruh sektor-sektor ekonomi yang dibangun. Strategi ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda Islam yang benar-benar madani dalam meretas kehidupan perekonomian yang saat ini semakin kompetitif, selektif dan mondial. Di tambah lagi dengan filsafat pendidikan "sesuai kemampuan", diharapkan seluruh calon-calon penerus Islam di segala strata dan di berbagai bidang kompetensi dapat dilahirkan oleh Pusat Pengembangan Peradaban Islam Madani. FitriWeningtyas&GitaIndrawanti

print this page Cetak